Posts

Showing posts from July, 2017

Prabowo - SBY Bertemu, PAN Klaim Dukung Pemerintah Sampai 2019

Image
Liputan6.com, Jakarta -  Partai Amanat Nasional (PAN) optimistis kesepakatan antara Prabowo Subianto dan Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY ) di Puri Cikeas tidak akan mempengaruhi sikapnya. Oleh karena itu, PAN tidak terlalu ambil pusing soal pertemuan kedua tokoh tersebut. "Enggak ada hubungannya dengan PAN pertemuan tersebut," ucap Sekjen PAN Eddy Soeparno kepada  Liputan6.com , Jakarta, Kamis 27 Juli 2017. Dia menegaskan partai berlambang matahari itu tetap berkomitmen mendukung pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla hingga 2019. "Kita memiliki komitmen mendukung pemerintah sampai dengan 2019," tegas Eddy. Sebelumnya, Ketua Umum Gerindra  Prabowo Subianto  melawat ke kediaman Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono. Keduanya membicarakan kondisi politik saat ini. Salah satunya terkait UU Pemilu yang baru disahkan. Keduanya sepakat untuk mengkritisi pemerintah. Terutama terkait presidential trashold atau amban

Cak Imin Beberkan Hasil Pertemuan PKB dengan HTI

Image
Liputan6.com, Jakarta -  Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar membeberkan hasil pertemuannya, dengan perwakilan Hizbut Tahrir Indonesia ( HTI ). Pria yang karib disapa Cak Imin itu menyebutkan, ormas Islam yang kini sudah dibubarkan pemerintah itu memang sulit mengakui Pancasila sebagai sesuatu yang final. "HTI anggap Pancasila belum final, saya bilang ngajak, ayolah realistis, Pancasila ini final. Kedua, dalam hal prinsip Islam yang diperjuangkan kita kultural aja, akhlak baik, perilaku santun, tidak korupsi sudah cukup Islam," ujar Cak Imin di Kantor DPP PKB, Jakarta Pusat, Kamis 27 Juli 2017. Cak Imin mengakui pembubaran  HTI  memang sudah nyata. Namun, soal ormas ini mengadukan banyak anggotanya mendapat intimidasi secara tidak langsung, ia mengimbau agar sebaiknya mereka dirangkul dan tidak dimusuhi. "Kami imbau sudah HTI dibubarkan, tidak usah para pengikutnya dimusuhi. Jadi kita ambil hikmahnya, jangan dimusuhi, kita rangk

Akankah Umat Islam Indonesia Patuhi MUI atau Tetap Beraksi 287 Tolak Perppu Ormas?

Image
Melalui Kyai Haji Ma’ruf Amin, Majelis Ulama Indonesia (MUI) meminta umat Islam tidak ikut dalam aksi unjuk rasa menolak Perppu Nomor 2 Tahun 2017 tentang Ormas, pada Jumat (28/7/2017) besok. Demikian pernyataan Ma’aruf Amin seperti ditulis rapi Kompas.com: “MUI menganggap tidak perlu ada demo. MUI juga meminta umat enggak usah terprovokasi, enggak usah ikut,” ujar Ma’ruf, di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (27/7/2017). Sebagaimana telah ramai dibahas bahwa aksi unjuk rasa 287 itu digagas Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI). Rencananya, aksi tersebut akan dimulai dari Masjid Istiqlal Jakarta hingga Istana Kepresidenan pada Jumat besok (28/07/2017). Ini pula yang menjadi alasan aksi tersebut berlabel angka keberuntungan 287. Dari sinilah, permintaan atau himbauan MUI pantas diuji besok. Kalau masih ada yang bandel ikut demo, tentu mereka telah secara terang-terangan dan tanpa tedeng aling-aling benar-benar melecehkan ulama Indonesia yang la

Pansus Angket, DPR, dan Manuver Partai Menuju Pemilu 2019

Image
Tidak diragukan lagi semua anggota partai yang berada di DPR, sedang bergerilia menuju PIlkada 2019. Dua tahun adalah waktu yang lama, tetapi bisa menjadi waktu yang singkat bagi semua Partai yang akan mengusung calonnya menjadi RI 1. Pertemuan petinggi partai Demokrat dengan Partai Gerindra menjadi sebuah pintu gerilia politik. Hampir semua mata petinggi partai akan tertuju pada pertemuan besar ini. Partai Gerindra yang identik dengan Prabowo Subianto, saat ini sedang menunjukkan tindakan berada di pihak rakyat dengan keluar dari Pansus Angket KPK. Tujuan yang disampaikan ke masyarakat adalah bahwa Hak Angket KPK disinyalir melemahkan KPK. Dari awal Partai Gerindra tahu bahwa Pansus Angket cacat hukum, tetap berjuang di dalamnya. Apakah karena Setia Novanto telah ditetapkan sebagai tersangka sehingga Partai Gerindra keluar dari Pansus Angket? Kemungkinan ini merupakan pertanyaan yang ngawur dan tidak memiliki arah. Tetapi Partai Gerindra keluar dari Pansus setelah SN ditetapka

BNN Tembak Mati Satu Pengedar Sabu di Pluit

Image
Liputan6.com, Jakarta -  Badan Narkotika Nasional (BNN) menembak mati satu pengedar sabu pada penggerebekan di Pluit, Jakarta Utara. Satu orang itu merupakan warga negara Taiwan. Sementara, dua pelaku lainnya berhasil diamankan. "Ada 3 orang pelaku, 1 meninggal," ujar Kabag Humas BNN, Kombes Sulistiandriatmoko, kepada Liputan6.com, Jakarta, Rabu (26/7/2017). Deputi Pemberantasan BNN Irjen Arman Depari menuturkan satu pelaku yang telah diamankan adalah warga negara Taiwan. Sisanya merupakan warga negara Indonesia. Sebelumnya, Badan Narkotika Nasional (BNN) mengamankan sekitar 300 kilogram narkotika jenis sabu dari dalam rumah di Jalan Muara Karang Cantik Nomor 16 Blok D Selatan RT 04 RW 18, Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara. Sabu itu disembunyikan pelaku di mesin pemoles sepatu. "Dari 8 mesin pemoles sepatu (berisi @ 1 mesin 1,1 kg sabu) total Barang bukti yang berhasil disita 256 Kg sabu," tulis Kabag Humas BNN, Kombes Sulistiandriatmoko, kepada Lipu

Jokowi dan Kemajuan Gerakan Literasi

Image
Peringkat minat baca Indonesia dalam data  world’s Most Literate Nations  berada di urutan 60 dari 61 negara. Indonesia hanya menempati satu peringkat di atas Bostwana, serta berada di bawah Thailand yang menempati peringkat 59.  Unesco  juga melansir indeks tingkat membaca orang Indonesia yang hanya 0,001. Artinya dari 1000 penduduk, hanya satu orang yang memiliki minat baca tinggi. Ditambah lagi dengan sulitnya akses terhadap buku-buku yang semakin memperburuk kondisi tersebut. Berangkat dari kenyataan di atas, dapat kita lihat bahwa kegiatan membaca belum berjalan dengan baik di Indonesia, baik dari segi ketersediaan akses terhadap buku-buku, maupun minat baca masyarakatnya. Padahal membaca merupakan faktor penting untuk meningkatkan mutu pendidikan serta kualitas Sumber Daya Manusia di Indonesia. Persoalan rendahnya literasi masyarakat Indonesia merupakan kendala serius yang sedang kita hadapi dalam upaya meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia. Pada era kepemimpinan Jokowi,

Akankah Setnov, Fadli dan Fahri Jadi Pimpinan DPR Seumur Hidup?

Image
Presiden ke 16 Amerika, Abraham Lincoln, pernah mengatakan, jika anda ingin menguji karakter seseorang, beri dia kekuasaan. Sebuah kekuasaan sejatinya adalah amanah besar yang mempertaruhkan nasib orang banyak. Nasib penduduk kota atau wilayah, banyak ditentukan oleh Bupati atau Walikotanya. Begitu juga dengan nasib provinsi atau negara, tergantung pada Gubernur atau Presidennya. Sejarah sudah mencatat, 32 tahun Soeharto, mewariskan sebuah trauma mendalam tentang penculikan, ototirer dan tidak sepenuhnya merdeka sebagai manusia. Begitu pula dengan 10 tahun SBY, mewariskan utang luar negeri yang sangat banyak, sementara proyek-proyek yang menghabiskan triliunan rupiah banyak yang mangkrak. Ke mana uangnya? Tanyakan saja kepada anak buah SBY seperti Nazarudin, Anas, Anggie, Andi M, Sutan Batugana dan kawan-kawan dari partai penguasa saat itu, Demokrat. Di era Jokowi, awalnya semua nampak penuh semangat. Dengan slogan kerja, kerja, kerja, kita melihat setitik cahaya optimisme. P

Fadli Zon Serang Jokowi Dengan ‘Sajak Diktator Kecil’, Ini Sajak Balasan, ‘Sajak Begundal Hambalang’

Image
Fadli Zon kembali serang Presiden Jokowi. Kali ini dia serang melalui maha karya puisi teranyarnya yang top markotop dengan judul, ‘Sajak Diktator Kecil’. Dalam puisi itu Fadli Zon serang Presiden Jokowi sebagai Diktator. Sajak itu dibuatnya dalam upayanya menghina Presiden Jokowi melalui karya sastra. Dalam sajak itu Fadli Zon sebut pencitraan, ormas, utang, dan kodok. Silahkan disimak sajaknya Fadli Zon yang top markotop itu, berikut ini. SAJAK DIKTATOR KECIL ada diktator besar bicara ideologi dasar pidato propaganda akbar narasi bersinar massa berkobar jiwa bergetar rakyat terbakar semangat menggebu maju tak gentar membabat total komprador barbar tapi diktator besar pun akhirnya pudar ditelan kuasa pasti bertukar ada diktator kecil bicara remeh temeh serba mungil tuna sejarah berpikir kerdil pencitraan murah dipoles centil rakyat ditindas ancaman bedil ormas ditumpas seperti kutil ekonomi merangkak labil utang menjulang tak bisa nyicil hukum ditabrak makin tak adil wajah

Inilah Bukti Bahwa Jokowi Layak Disebut Sebagai Sosok Pemberani

Image
“Seorang pemimpin pemberani datang sendiri mengawal bukan dikawal umatnya Ketika banyak pemimpin membela diri sendiri Dengan berlindung pada laskar dan atasnama Seorang pemimpin pemberani datang sendiri…” (Gus Mus)   Jokowi memang fenomenal. Kehadirannya dalam jagad politik nasional sungguh di luar dugaan. Ada beberapa kalangan yang menganggap bahwa Jokowi besar karena besutan media massa. Media lah yang berkontribusi besar mengangkat Jokowi ke pentas nasional, begitu kata mereka. Jokowi adalah seorang media darling. Benarkah demikian ? Namun, Jokowi memang seorang anomali di jagad politik nasional. Kariernya melesat tajam karena memang kinerjanya yang luar biasa. Hal ini bisa kita lihat rekam jejaknya semenjak Ia menjadi Walikota Surakarta (Solo) hampir dua periode. Solo mengalami perubahan signifikan. Begitu pula ketika Ia menjabat sebagai Gubernur DKI, meski hanya menjabat singkat, Jokowi berhasil menorehkan perubahan-perubahan yang besar untuk ibukota negeri ini.