Fadli Zon Serang Jokowi Dengan ‘Sajak Diktator Kecil’, Ini Sajak Balasan, ‘Sajak Begundal Hambalang’

Fadli Zon kembali serang Presiden Jokowi. Kali ini dia serang melalui maha karya puisi teranyarnya yang top markotop dengan judul, ‘Sajak Diktator Kecil’. Dalam puisi itu Fadli Zon serang Presiden Jokowi sebagai Diktator.

Sajak itu dibuatnya dalam upayanya menghina Presiden Jokowi melalui karya sastra. Dalam sajak itu Fadli Zon sebut pencitraan, ormas, utang, dan kodok. Silahkan disimak sajaknya Fadli Zon yang top markotop itu, berikut ini.
SAJAK DIKTATOR KECIL
ada diktator besar
bicara ideologi dasar
pidato propaganda akbar
narasi bersinar massa berkobar
jiwa bergetar rakyat terbakar
semangat menggebu maju tak gentar
membabat total komprador barbar
tapi diktator besar pun akhirnya pudar
ditelan kuasa pasti bertukar
ada diktator kecil
bicara remeh temeh serba mungil
tuna sejarah berpikir kerdil
pencitraan murah dipoles centil
rakyat ditindas ancaman bedil
ormas ditumpas seperti kutil
ekonomi merangkak labil
utang menjulang tak bisa nyicil
hukum ditabrak makin tak adil
wajah demokrasi berbedak dekil
kodok lincah bagai kancil
lawan politik dianggap kerikil
kedunguan mewabah ganjil
tapi roda zaman berputar stabil
kebenaran pasti kalahkan yang batil
Fadli Zon, Jakarta, 26 Juli 2017
Hebat, kan? Inilah contoh nyata perjuangan cari panggung tanpa kenal lelah, khususnya membela junjungannya di Hambalang sana selama hayat masih dikandung badan.
Segala cara, kasar maupun halus, dilakukan sebagai pembuka kunci gembok untuk merongrong pemerintahan Presiden Jokowi yang sah dan legitimasi secara konstitusional dan Undang-Undang yang berlaku sahih dan mengikat di negeri ini.
Bubarin ormas anti Pancasila demi keamanan negara dibilang Diktator. Padahal kalau mau dibilang yang Diktator itu siapa? Demi bela Soeharto siapa yang tukang culik aktifis? Siapa yang perintahkan tembak mahasiswa di jembatan Semanggi? Jadi kalau teriak Diktaror, tolong kembalikan dulu nyawa para aktifis dan para mahasiswa baru boleh teriak-teriak Diktator.
Oleh sebab itu, sodara-sodara sebangsa dan setanah air, kawan-kawan sejagad nusantara, percayalah bahwa Gusti Ora Sare. Diserang dengan cara apapun, pemerintahan Presiden Jokowi adalah pemerintahan yang sah dan legitimasi secara Konstitusional dan Undang-undang yang berlaku di negeri ini.
Sudah jelas posisi Presiden Jokowi saat ini yang terus bekerja keras demi rakyat. Umur pemerintahan belum juga tiga tahun, asal main tuding Diktator. Kalau Presiden Jokowi Diktator, mungkin nasibnya Fadli Zon ini aejak 2014 yang lalu sudah jadi mayat Mr. X yang terapung di Kepulauan Seribu. Mikir, dong.
Utang pemerintah saat ini untuk bangun infrastruktur, bandingkan dengan utang di era Presiden sebelumnya yang mewarisi maha karya prasasti berupa proyek mangkrak dimana-mana, mulai dari wisma atlit Hambalang sampai ratusan mobil internet Kecamatan yang jadi sarang tikus dan kecoak.
Banyak orang yang merasa dirinya pintar, tapi jiwanya sakit. Orang sakit jiwa bukan berarti orang itu gila, akan tetapi jiwanya sakit karena sakit hati yang berkepanjangan, sehingga tabiatnya juga ikut jadi sakit. Sajak tidak bermutu tersebut tentu saja tidak lepas dari rasa sakit hati, kejengkelan, kekesalan, dan dendam membara yang berkepanjangan akibat kalah telak dalam pilpres 2014 yang lalu.
Apapun upaya Fadli Zon menghina Presdien Jokowi, yang pasti kekuatan dan kekuasaan Presiden adalah absolut dan mutlak. Jadi kalau ada oknum kemaruk super serakah yang kebelet mau jadi Presiden, tidak usah gaya-gayaan bikin sajak segala. Tunggu pilpres 2019 mendatang, bertarunglah secara sportif.
Biar fair dan adil, maka ijinkanlah saya bikin sajak berikut ini khusus buat Fadli Zon. Memangnya cuma Fadli Zon doang yang bisa bikin sajak? Saya juga bisa.
SAJAK BEGUNDAL HAMBALANG
ada begundal besar
dari Hambalang yang barbar
selalu propaganda serang negara
narasi bersinar massa berkobar
jiwa bergetar piyungan terbakar
semangat menggebu maju tak gentar
tapi begundal besar itu akhirnya pudar
karena rakyat muak melihatnya serakah
ada begundal kecil
namanya ikan lele jumbo yang tengil
bicara remeh temeh suruhan junjungannya yang degil
mulut nyinyir tapi otak kerdil
demi sesuap nasi apapun jadi
rakyat ditipu dengan jargon kutil babi
kaum bumi peang yang ababil
mulut manyun tukang nyempil
seperti emak-emak kentir yang bau dan dekil
begundal besar dan begundal kecil itu makin lama makin tengil
Jokowi Presiden dua periode terpilih
Kura-kura begitu.